17 Apr 2006
Menurut para pengusaha AS, seperti yang diungkapkan AIKI (Asosiasi IndustriKakao Indonesia) yang turut misi dagang dan investasi Mendag di Kanada-AS pada31 Maret-8 April, biji kakao Indonesia sangat potensial bersaing dengankomoditas sama dari Pantai Gading dan Ghana.
Hal ini karena kandungan FFA (free fatty acid) butter yang lebih rendahdibandingkan kakao dari Afrika. Selain melakukan lobi dan pertemuan bisnisdengan pengusaha dari negeri Paman Sam itu, pada 5 April Mendag, pengurus AIKI,dan delegasi Indonesia lainnya bersama Noble Americas membuka pasar lelangkakao di New York Board of Trade.
"Faktor lain yang juga menjadikan kakao Indonesia potensial menggeserkakao dari Pantai Gading dan Ghana, sebagai negara produsen pesaing utama dipasar AS, yaitu situasi politik di Pantai Gading yang cenderung tidak stabil,serta tingginya harga kakao dari Ghana," ujar Piter Jasman Ketua Umum AIKI.
Selama ini, imbuhnya, AS hanya mengimpor biji kakao Indonesia sekitar100.000 ton per tahun.
Sementara mengenai masalah automatic detention atau diskon langsung sekitarUS$250-US$300 per ton terhadap biji kakao Indonesia, AIKI mengusulkan agarpengusaha dan importir kakao AS juga mengimpor kakao olahan Indonesia. Hal ini,ungkap Piter, karena Indonesia mempunyai kapasitas pengolahan biji kakao cukupbesar sekitar 283.000 ton per tahun.
Menurut dia, produk kakao olahan juga mempunyai keunggulan dari segi umur,yang bisa mencapai 2 tahun lebih panjang daripada biji kakao yang hanya berumur40 hari.
"US Chamber of Commerce menyambut baik usulan ini, dan akanmenginformasikan kepada semua anggotanya. Pada kesempatan ini hadir jugaCargill dan Nobel Americas."
Sumber: Bisnis Indonesia
© Inacom. All Rights Reserved.