Mon, 21 March 2016, 11:07 AM
Harga gula berjangka mengakhiri perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari tadi (16/03) dengan penurunan tipis akibat aksi profit taking memanfaatkan kenaikan harga gula selama dua hari terakhir.
Harga gula mentah berjangka untuk pengiriman Mei sempat naik sekitar 16 sen per pon. Pasar komoditas yang umumnya lebih tinggi pada hari Jumat didorong oleh sikap yang lebih hati-hati minggu ini terkait kenaikan suku bunga AS lebih lanjut yang diambil oleh Federal Reserve AS.
Pasar juga telah didorong sebagian oleh penguatan mata uang Real Brazil tengah protes anti-pemerintah besar-besaran. Brasil adalah produsen atas gula dan kekuatan Real Brazil telah membuat ekspor kurang menarik dalam mata uang lokal.
Banyak pedagang yakin perubahan dalam pemerintahan akan menjadi langkah pertama dalam membangun kembali kepercayaan investor dalam perekonomian terbesar di Amerika Latin.
Perkiraan berkurangnya panen gula Asia juga telah menyebabkan analis untuk meningkatkan perkiraan mereka untuk kekurangan gula global tahun ini. Rabobank pada Senin mengatakan konsumsi akan melebihi produksi sebesar 6,8 juta metrik ton pada 2015-16, 2,1 juta ton lebih dari perkiraan sebelumnya. Defisit itu muncul setelah lima tahun surplus produksi.
Pada penutupan perdagangan Sabtu dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Mei 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup turun tipis sebesar -0,02 sen atau setara dengan -0,13 persen pada posisi 15,97 sen per pon.
Namun secara mingguan, harga gula ICE masih meningkat 5,55 persen terpicu penguatan Real Brazil dan kekuatiran defisit produksi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan masih menguatnya kekuatiran defisit produksi dan penguatan Real Brazil akibat kondisi politik Brazil yang belum kondusif.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 16,50 sen dan 17,00 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi pelemahan harga ada pada posisi 15,50 sen dan 15,00 sen per pon.
Editor: Asido Situmorang