EKSPOR minyak sawit Indonesia (tidak termasuk biodiesel dan oleochemical) mencapai puncak tertinggi pada Agustus lalu, yaitu 2,98 juta ton. Namun, pada bulan berikutnya ekspor itu menurun sebesar 7,5% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, atau hanya mampu mencapai 2,76 juta ton.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang mengatakan angka ekspor pada September 2017 masih tinggi jika dibandingkan dengan tren ekspor sepanjang tahun ini. "Ini menunjukkan bahwa pasar minyak sawit masih terus bergeliat karena kurangnya pasokan dari minyak nabati lainnya di pasar global," ucap Togar dalam keterangan resmi, Minggu (12/11).
Ia menyebut India dan Tiongkok masih terus mengisi stok minyak nabati di dalam negerinya yang mulai menipis meskipun pada September ini tercatat penurunan permintaan, masing-masing 17,5% dan 17%. Secara volume, impor kedua negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia tersebut masih tinggi, yaitu ke India sebesar 370,47 ribu ton dan Tiongkok 650,75 ribu ton. Di lain pihak, beberapa negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia mencatatkan peningkatan permintaan pada September yang cukup tinggi. Negara-negara tersebut ialah Timur Tengah naik 26% dan Pakistan naik 9%.
"Sementara itu, negara-negara Uni Eropa hanya membukukan kenaikan permintaan pada September sebesar 1% dari bulan sebelumnya," papar Togar. Lebih lanjut, Togar menilai menipisnya stok minyak sawit di Indonesia dan Malaysia telah mengerek harga CPO global.
Sepanjang September, harga harian CPO global bergerak di kisaran US$687,5-US$760 per metrik ton (MT) dengan harga rata-rata US$724.9 per MT. Harga rata-rata tersebut meningkat 7% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$676 per MT. Produksi minyak sawit Indonesia (CPO dan PKO) sepanjang September 2017 tembus lebih dari 4 juta ton.
Angka tersebut merupakan produksi tertinggi sepanjang 2017 karena merupakan siklus panen raya tahunan. Sepanjang September produk minyak sawit Indonesia tercatat 4,03 juta ton atau naik 2%. Stok pada September ini tercatat 2,92 juta ton, atau naik 8,5% bila dibandingkan dengan Agustus sebesar 2,69 juta ton.
Sumber : Media Indonesia