Berita Terbaru

02 Aug 2006

Pemasaran TBS Kacau Dipicu Pabrik Kelapa Sawit Tanpa Kebun

Pemasaran TBS Kacau Dipicu Pabrik Kelapa Sawit Tanpa Kebun
Pemasaran tandan buah segar kelapa sawit di Jambi kacau karena berdirinya sejumlah pabrik tanpa kebun yang tidak memiliki sumber bahan baku yang jelas. Akibatnya, terjadi disparitas harga yang tinggi di antara masing-masing pabrik kelapa sawit, bervariasi Rp 45-Rp 60 per kilogram.

Pabrik kelapa sawit (PKS) tanpa kebun harus menaikkan harga tandan buah segar (TBS) agar pabrik yang telah telanjur dibangun tidak menganggur. Akan tetapi, saat TBS banyak yang masuk, harga kembali diturunkan atau diberlakukan sortasi tinggi.

 

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Supranto Aribowo, Selasa (1/8), mengemukakan, hingga saat ini di Jambi terdapat 10 PKS tanpa kebun dari seluruh 31 PKS dengan kapasitas produksi 1.580 ton TBS per jam. "Karena kesulitan bahan baku, PKS tanpa kebun membeli TBS dengan harga lebih tinggi dari pedoman harga yang ditetapkan Tim Perumus Harga TBS Provinsi Jambi," ujar Supranto.

 

Tim perumus dipimpin Asisten II Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Hasan Kasyim dan Sekretaris Kepala Subdinas Pemasaran Dinas Perkebunan Jambi Rivai Badri. Anggota tim adalah perusahaan pelaksana Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Transmigrasi dan Koperasi Kredit Primer untuk Anggota (KKPA).

 

Pada 20 Juli 2006 diputuskan, harga TBS produksi tanaman berusia 10 tahun ditetapkan Rp 689,73 per kilogram (kg).

 

"Petani PIR dan KKPA yang menjual TBS ke PKS tanpa kebun tidak dikenai potongan cicilan kredit sehingga kredit petani akan terus membengkak. Sementara menjual TBS ke pabrik PIR atau KKPA ada potongan cicilan kredit sebesar 30 persen dari harga," tutur Supranto.

 

Hendro, pemilik perkebunan kelapa sawit skala kecil di Jambi, menyebutkan, harga TBS di Jambi merupakan yang tertinggi di Sumatera. Saat ini PKS membeli TBS milik perusahaan perkebunan kecil dan petani perseorangan atau swadaya dengan harga Rp 735-Rp 750 per kg.

 

"Pembelinya sudah jelas, saya sudah kontrak dengan PKS. PKS selalu membeli TBS petani non- PIR dan KKPA dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan harga pedoman yang ditetapkan tim TBS. Saya tidak tahu sebabnya," ucap Hendro.

 

Harga bahan pokok

 

Supardal (43), petani peserta PIR Transmigrasi dari Sungai Bahar Unit XV atau Desa Bukit Makmur, mengatakan, dia menjual TBS melalui Koperasi Unit Desa (KUD) Jujur Lestari ke PKS milik PTPN VI dengan harga Rp 700 per kg.

 

"Saya terima Rp 633 per kg setelah dipotong ongkos transpor Rp 60 per kg dan jasa KUD Rp 7 per kg," katanya. Pada saat musim buah kurang sekarang ini, saya hanya panen 1 ton per hektar. Biasanya saat musim buah banyak mencapai 2 ton per hektar," kata Supardal.

 

"Harga TBS cukup baik, namun harga bahan pokok tinggi, minyak tanah Rp 3.000 per liter, gula pasir Rp 7.000 per kg, minyak goreng curah Rp 5.000 per kg, dan beras kualitas medium Rp 4.900 per kg," ujar Renekso, Kepala Urusan Keuangan Kantor Kepala Desa Bukit Makmur.

 

Renekso menyebutkan, penduduk Desa Bukit Makmur, Sungai Bahar, saat penempatan 13 tahun lalu masih sebanyak 600 keluarga. Saat ini sudah bertambah dengan pendatang baru dan pindahan dari tempat lain.

 

Di Sungai Bahar ada 22 unit PIR Transmigrasi kelapa sawit yang kini menjadi desa dengan pelaksana PTPN VI.

 

Sumber: Kompas

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.