Adanya Keterbatasan Penguatan Harga Karet Pasca Hasil GDP Q1 China dan Laporan WEO (World Economic Outlook) IMF Q2 2015
Market Analisis PT.KPBN - Pada perdagangan di bursa komoditas Sicom dan Tocom pagi ini (15/04) harga karet sedang terpantau mengalami penguatan terbatas, dimana pada sesi perdagangan kemarin justru ditutup mengalami pelemahan.
Pada perdagangan kemarin, Aksi profit taking yang sudah dimulai diawal perdagangan, sehingga berhasil mengkoreksi harga yang menguat akibat meningkatnya harga minyak mentah pada perdagangan sebelumnya. Aksi jual yang cukup besar ini juga didukung pula oleh pergerakan Yen yang semakin kuat terhadap dollar AS.
Pada sesi Overnight di bursa Tocom kemarin sebenarnya ada beberapa sentiment yang muncul di pasar. Untuk sentiment positif datang dari kondisi perekonomian Eropa, dimana berlanjutnya pelemahan nilai tukar Euro telah memberikan dampak positif bagi perekonomian zona Euro, hal ini terlihat dari data produksi industri yang melesat di bulan Februari lalu. Eurostat melaporkan produksi industri, yang mencakup manufaktur, pertambangan, dan utilitas, naik 1,1% di bulan Februari dari bulan sebelumnya, dan naik 1,6% jika dibandingkan dengan bulan Februari tahun 2014. Kenaikan tersebut jauh di atas ekspektasi kenaikan 0,3% oleh para ekonom yang disurvei Wall Street Journal. Kondisi ini cukup baik mengingat ECB sebelumnya sudah memberikan paket stimulus ke pasar keuangan Eropa di bulan Maret lalu yang dampaknya mulai terlihat dari beberapa rilis data ekonomi terakhir di Eropa.Sentiment positif lainnya juga datang di sesi perdagangan AS, dimana Penjualan ritel AS mencatat kenaikan di bulan Maret, setelah turun dalam tiga bulan beruntun dan menjadi yang terbesar dalam satu tahun terakhir, namun masih di bawah estimasi yang diberikan para ekonom. Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel bulan Maret naik 0,9%, sementara penjualan ritel yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan (penjualan ritel inti) naik 0,4%. Sedangkan para Ekonom yang disurvei Wall Street Journal memperkirakan kenaikan 1,1%, dan 0,7% untuk penjualan ritel inti. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan yang terjadi di sektor retail AS masih berkembang cukup moderat.
Kemudian untuk sentiment negatif muncul dari data rilis terbaru laporan WEO (World Economic Outlook) IMF untuk Q2 2015, dimana International Monetary Fund menyoroti meningkatnya perbedaan outlook pertumbuhan di antara beberapa ekonomi utama dunia tahun ini, seiring kebangkitan zona Euro dan India diperkirakan akan terimbangi oleh melemahnya prospek di pasar negara berkembang utama lainnya. Melalui World Economic Outlook yang diterbitkan kemarin (14/03), IMF masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan global tidak berubah. Lembaga yang berbasis di Washington itu juga memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi masih akan tetap berlangsung `moderat dan tidak merata` di tengah sejumlah ketidakpastian dan resiko, termasuk ketegangan geopolitik dan volatilitas keuangan. IMF meramalkan ekonomi global akan tumbuh 3,5% pada tahun ini. Sedangkan untuk tahun 2016, GDP global diharapkan akan tumbuh 3,8%, lebih tinggi dibandingkan proyeksi bulan Januari lalu yang sebesar 3,7%. Dalam laporannya IMF juga menyoroti perbedaan outlook di antara negara ekonomi utama, sebagai dampak dari fluktuasi mata uang dan harga minyak yang lebih rendah. Selain mengkhawatirkan prospek pertumbuhan negara-negara berkembang utama seperti Rusia, Brazil dan Afrika Selatan, IMF pun dikhawatirkan oleh resiko perlambatan yang lebih besar dalam pertumbuhan China.
Sedangkan untuk pergerakan harga minyak mentah dunia semalam ternyata berakhir di level tertinggi dalam sepekan (14/03), hal ini terjadi akibat adanya pembicaraan tentang potensi pengurangan output dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan ekspektasi untuk penurunan dalam produksi AS, sehingga memberikan dorongan bagi harga minyak mentah berjangka AS untuk naik dan ditutup di atas $53 per barel. Wall Street Journal pada hari Selasa (14/03) melaporkan bahwa menteri perminyakan Iran telah menyerukan kepada OPEC, yang akan mengadakan pertemuan selanjutnya mereka di bulan Juni, untuk mengurangi produksi setidaknya 5% untuk mendongkrak harga yang telah merosot sejak musim panas lalu. Namun demikian, sebuah survei Platts terhadap OPEC dan pejabat serta analis di industri perminyakan yang dirilis pada hari Selasa, menunjukkan bahwa total output OPEC masih cukup tinggi sebesar 30.72 juta barel perhari di bulan Maret, naik 800,000 barel per hari dari bulan Februari dan itu adalah volume bulanan tertinggi sejak November 2012. Sehingga dibutuhkan kepastian komitmen lanjutan dari OPEC apakah akan mengikuti saran dari menteri perminyakan Iran atau tetap bertahan dengan keputusan awal.
Untuk sesi perdagangan pagi ini (15/03), para pelaku pasar kembali dihadapkan pada rilisan data ekonomi China yang mengindikasikan kondisi perekonomian disana masih dalam tahapan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan dat tersebut terlihat bahwa perekonomian di China hanya bertumbuh dengan laju paling lambat sejak krisis keuangan global pada kuartal pertama 2015, menurut data pemerintah pada hari ini (15/04), sehingga meningkatkan spekulasi akan adanya stimulus tambahan dari pemerintah. Gross domestic product (GDP) China berekspansi sebesar 7% pada kuartal pertama, menurut data dari National Bureau of Statistics, sesuai estimasi Reuters namun melemah dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 7.3%. Hasil ini merupakan angka terendah sejak kuartal pertama tahun 2009, saat puncak krisis keuangan, di mana laju pertumbuhan melambat menjadi 6.6%. Data lain yang dirilis bersamaan dengan GDP juga berada di bawah ekspektasi. Dimana Output industri hanya bertumbuh sebesar 5.6% di bulan Maret dari tahun sebelumnya, lebih buruk dari ekspektasi sebesar 10.9%, sementara penjualan ritel naik sebanyak 10.2% untuk tingkat tahunan, berada di bawah estimasi sebesar 10.9%. Investasi aset tetap di kuartal pertama naik sebanyak 13.5%, berada di bawah perkiraan kenaikan sebeasr 13.8%.
Dengan demikian, Analis PT.KPBN memperkirakan bahwa pergerakan harga karet pada perdagangan hari ini akan mencoba konsolidasi di zona positif terkait harga minyak mentah yang masih menguat dini hari tadi, serta adanya harapan stimulus tambahan yang akan diluncurkan pemerintah China dalam merespon buruknya data ekonomi hari ini agar pertumbuhan ekonomi disana tidak semakin memburuk. Namun demikian kemungkinan penguatan akan sangat terbatas cenderung melemah pasca rilis data WEO IMF yang masih mengkhawatirkan sehingga memberikan resiko berlebih terhadap perekonomian global. Untuk perdagangan hari ini harga karet Tocom kontrak bulan Mei 2015 diperkirakan akan menemui resistance di posisi 202.50 yen. Resistance selanjutnya ada di 205.00 yen. Sementara itu harga akan menemui support di posisi 198.00 yen dan selanjutnya di 195.00 yen. Sedangkan untuk harga karet di bursa Sicom untuk jenis RSS_3 hari ini kemungkinan akan bergerak ranging antara 164.00-168.00 USCts/kg, lalu untuk jenis TSR_20 berada di range harga 135.50-139.50 USCts/kg.
Senior Market Analis : Andrial S./AIP/PT.KPBN
Editor : NEO/AIP/PT.KPBN