KPBN News

Target produksi kedelai terancam gagal

Produksi kedelai nasional tahun ini diprediksi tidak akan mencapai target dan cenderung stagnan menyusul hujan berkepanjangan di beberapa sentra produksi di Tanah Air.
Direktur Jendral Tanaman Pangan Departemen Pertanian (Deptan) Sutarto Alimoeso mengatakan dari 850.000 ton target produksi kedelai nasional pada 2006, kemungkinan yang bisa dicapai hanya 800.000 ton, atau sama dengan tahun lalu.

`Hal ini karena hujan. Lalu, kedelai kita kan belum dikembangkan di lahan kering. Sehingga perlu pemikiran untuk memulai menanam kedelai di lahan kering,` katanya kemarin.

Menurut dia, dengan angka tersebut, maka RI dipastikan masih mengimpor kedelai sebesar 1,2 juta ton, mengingat kebutuhan konsumsi tahun ini mencapai 2 juta ton.

Karenanya, Sutarto mengatakan untuk mendongkrak produksi kedelai nasional, kini Deptan telah memulai untuk mengembangkan tanaman tersebut di lahan-lahan kering, seperti Jambi dan Aceh.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriyantono menargetkan pada 2010, Indonesia dapat berswasembada kedelai. Target ini sesuai dengan program peningkatan ketahanan pangan yang telah ditetapkan pihaknya.

Pada 2007, Mentan menyatakan produksi kedelai diharapkan dapat mencapai 0,9 ton, atau naik 5,88% dari target tahun sebelumnya.

Untuk menggenjot target tersebut, Deptan akan mengambil langkah-langkah,a.l. pengembangan perbenihan, program intensifikasi, perluasan areal tanam dan panen.

Sementara itu, sebelumnya Ketua Umum Kadar Oesmadi mengharapkan pemerintah dapat memberikan subsidi penangkaran benih kedelai sekitar Rp7 miliar per tahun, yang diperuntukkan bagi produksi 3.480 ton benih berkualitas. (Bisnis, 14 Juni)

Menurut dia, subsidi tersebut sangat diperlukan, karena selain untuk mendorong minat perusahaan memproduksi benih kedelai berkualitas juga mempercepat pencapaian program swasembada kedelai nasional pada 2009.

`Subsidi tersebut nilainya tidak terlalu besar, sekitar Rp7 miliar per tahun yang ditujukan bagi produksi benih sebanyak 3.480 ton setara dengan subsidi Rp2.000 per kg,` ujarnya.

Dia menyebutkan selama ini produksi benih kedelai berlabel hanya kurang dari 1.000 ton per tahun yang dihasilkan oleh lima penangkar.

Umumnya, kata dia, para penangkar benih tidak begitu berminat mengembangkan benih kedelai berlabel karena harganya relatif mahal, mencapai Rp5.500 per kg. Apalagi distribusinya juga terbatas.
Sumber: Bisnis Indonesia