Harga kopi dunia diduga kembali naik
Jakarta (KPB): AEKI memperkirakan harga kopi dunia kembali naik ke level US$800 per ton pada awal Juli ini, bersamaan dengan berlangsungnya musim dingin di Brazil.
Sekjen DPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kartabrata mengungkapkan harga kopi pada pertengahan Juni ini kembali turun sekitra US$725-US$730 setelah para fund manager tidak lagi melakukan aksi borong kopi.
“Pada awal Juni lalu harga kopi naik karena kawasan Brazil memasuki bulan purnama, yang kemudian terjadi musim dingin yang membeku. Tetapi pada pertengahan Juni ini kembali melemah di bawah US$800,” katanya kepada Bisnis (5/7).
Dia menjelaskan perkiraan itu dipicu aksi spekulasi para fund manager memborong kopi untuk menumpuk stok mengantisipasi kemungkinan harga naik pada musim dingin tersebut. Sebenarnya, kata dia, awal Juli ini masih berlangsung musim dingin, tetapi ternyata para fund manager tidak melakukan aksi borong.
Membaiknya harga kopi tersebut, lanjutnya, akan mempengaruhi kopi Indonesia, sehingga harapan kenaikan volume dan nilai ekspor pada tahun ini dan 2005 mendatang dapat terpenuhi.
“Pada tahun ini sejumlah produsen kopi robusta mengharapkan adanya kenaikan produksi dan volume ekspor kopi sebesar 20%-30%,” ungkapnya.
Sebenarnya, kata Rachim, produsen kopi nasional tidak dapat memastikan berapa target kenaikan produksi kopi, karena tergantung pada musim dan pemupukan tanaman. Hal ini berbeda dengan ekspor produk manufaktur (kopi kemasan) yang target produksinya lebih mudah ditetapkan.
Dia menjelaskan pada 2002-2003 lalu realisasi ekspor kopi nasional sebesar 216.000 ton. Sebanyak 70% merupakan kopi robusta, sedangkan sisanya jenis arabika. Indonesia selama ini merupakan negara pengekspor utama kopi robusta bersama Vietnam di kawasan Asia Pasifik.
Selain itu, katanya, Indoensia juga melakukan ekspor ke pasar tradisional Eropa Barat, AS dan Jepang. “Sejauh ini belum ada peningkatan yang berarti, masih stabil seperti sebelumnya,” katanya (bas) (mes)
Sumber : Bisnis Indonesia (6/7/04)