KPBN News

Produsen Sawit siap Ekspor 8 Juta Ton CPO ke Eropa

JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengaku siap memasok 8 juta ton minyak sawit (CPO) ke pasar Eropa hingga tahun 2020. GAPKI menyatakan minyak sawit yang akan diekspor ke benua biru tersebut merupakan minyak sawit yang telah mendapat sertifikat ISPO yang dinilai bisa diterima oleh negara-negara Eropa yang terkenal sangat peduli pada kelestarian lingkungan.
Sekretaris Jenderal GAPKI Togar Sitanggang mengataan, meskipun rata-rata kebutuhan Eropa 6 juta ton minyak sawit hingga 2020, tapi ia optimis Indonesia bisa memasok sampai 8 juta ton bila Eropa membutuhkan. “Dan kami siap memasok bukan saja 6 juta ton, tapi 8 juta ton minyak sawit lestari ke pasar Eropa,” kata Togar Senin (25/9).


Saat ini, kata Togar, Uni Eropa merupakan pasar minyak sawit terbesar kedua setelah India. Berdasarkan data GAPKI tahun 2016, penjualan minyak sawit ke Uni Eropa mencapai 6,6 juta ton. Pasar terbesar minyak sawit dunia adalah India sebesar 10,25 juta ton. Sedangkan China di peringkat ketiga sebesar 5,15 juta ton.

Sumber : Kontan

-----------------------------



Senin, 25 September 2017
Apkasindo Kampanye Positif Sawit Di Perancis

JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) menyampaikan tiga indikator penting yang menjadi kontribusi sawit kepada Indonesia. Tiga indikator tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, pembangunan pedesaan, dan penurunan kemiskinan.

Hal ini disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal DPP APKASINDO, Rino Afrino di hadapan peserta Forum Palm Oil Sustanaibilty Talk di Paris Pavillon Dauphine, Perancis, Sabtu (23/09/2017).

Rino menjelaskan bahwa tidak bisa dipungkiri kelapa sawit mempunyai dampak besar bagi masyarakat indonesia khususnya petani kelapa sawit. Keunggulan Indonesia adalah iklim tropis dan curah hujan yang sangat cocok. Ini terbukti produksi kelapa sawit Imdonesia meningkat tajam dari hanya 720 ribu ton CPO di tahun 1980-an menjadi 32 juta ton di tahun 2016.

Faktor peningkatan produksi, kata Rino, diiringi bertambahnya jumlah luasan tersebu, tentu sangat berdampak kepada tiga indikator tadi khususnya pada penurunan kemiskinan. Merujuk data pada 1980-an, sewaktu program Perkebunan inti rakyat sawit mulai dilaksanakan oleh pemerintah. Angka kemiskinan mencapai 42 juta orang dari jumlah tadi sekitar 33 juta berada di kawasan pedesaan.

“Namun kini semua sudah berubah, tingkat ekonomi dan kesejahteraan petani meningkat karena kelapa sawit, bahkan banyak petani kelapa sawit sudah mendapatkan income yang lebih dari cukup,” jelas Rino.

Oleh karena itu, menurutnya tepatlah bila dikatakan sawit merupakan anugerah Tuhan untuk bangsa indonesia bahkan dunia. Sebab kebutuhan minyak nabati dunia juga meningkat tajam karena kegunaan produk yang dihasilkan oleh kelapa sawit berhubungan erat kebutuhan manusia sehari-hari.

“Sudah menjadi kewajiban bangsa indonesia untuk mewujudkan kelapa sawit yang berkelanjutan,” tuturnya.


Dalam rangkaian acara lainnya beberapa hari ke depan akan diisi dengan forum bisnis kelapa sawit, pertemuan dengan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Perancis. Serta pertemuan dengan Senator perancis. Rombongan diplomasi Sawit Indonesia dihadiri peneliti dari IPB, Sekjen GAPKI dan kementerian terkait.


Sumber : www.sawitindonesia.com