KPBN News

Ekspor Biodiesel Malaysia Anjlok

12 September 2015 , 06:05 WIB INFO SAWIT, KUALA LUMPUR - Dalam sebuah pernyataan hari Kamis, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), melaporkan ekspor biodiesel pada Agustus mengalami keterpurukan sebesar 65,24% menjadi 16.201 ton dari 46.601 ton di bulan sebelumnya.
Demikian juga ekspor minyak sawit mengalami penurunan 0,30% menjadi 1,607 juta ton dibandingkan dengan 1,612 ton pada bulan Juli.
Sementara itu, seperti dilansir Bernama, impor CPO untuk Agustus turun 74,80% menjadi 26.421 ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sedangkan impor minyak sawit menurun 53,79% menjadi 66.006 ton.
Harga rata-rata jual tandan buah segar pada bulan Agustus sebesar RM20,05 per ton, atau turun 12,06% dari RM22,80 per ton sebelumnya. (T3)
http://www.infosawit.com/index.php/news/detail/ekspor-biodiesel-malaysia-anjlok
+++++++++

SENGKETA ANTIDUMPING BIODIESEL: Indonesia Pede Menang Lawan Uni EropaMuhammad Avisena Kamis, 10/09/2015 20:14 WIB
Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Pengamanan Perdagangan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan meyakini bahwa Indonesia akan memenangkan kasus sengketa tersebut di WTO yang kemudian akan kembali membuka akses pasar biodiesel RI ke Uni Eropa.
Pada 2012 lalu, Uni Eropa menjadi negara tujuan ekspor utama untuk produk biodiesel dengan kontribusi hingga 69,40% dari total ekspor. Sementara pada 2013 lalu, kontribusi pasar Uni Eropa untuk produk tersebut merosot menjadi hanya 23,65%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) volume ekspor biodiesel Indonesia ke Uni Eropa mencapai 143.183 ton pada 2009 dan meningkat sangat signifikan hingga 423,78% pada 2012 dengan volume sebesar 749.092 ton. Namun, jumlah tersebut turun hingga 51,09% pada tahun 2013 setelah Uni Eropa menginisiasi tindakan anti dumping biodiesel pada pertengahan tahun 2012.
“Kami menggunakan strategi, dan kami yakin (menang). Kami yakin bahwa Eropa mengambil keputusan untuk menindak Indonesia dengan dumping itu dengan alasan yang terlalu dipaksakan,” kata Oke, Rabu (9/9/2015).
Selain tindakan anti dumping produk biodiesel, Uni Eropa sebelumnya juga melakukan tindakan serupa pada produk fatty alcohol asal Indonesia. Inisiasi anti dumping untuk produk tersebut telah dimulai pada 13 Agustus 2010.
Pada 10 Mei 2011, Uni Eropa telah menetapkan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) untuk produk fatty alcohol asal Indonesia dengan kisaran antara 4,3% - 7,6%. Besaran bea masuk yang dikenakan kepada Indonesia lebih kecil dari dua negara lainnya yang tertuduh melakukan dumping yaitu India dan Malaysia. BMAD untuk India ditetapkan antara 4,8% - 9,3% sedangkan untuk Malaysia sebesar 5,0% - 13,8%.
Oke menyebutkan, perkembangan kasus fatty alcohol sedikit lebih maju dibanding untuk produk biodiesel. Pada 30 Juni 2015 lalu, panelis telah melakukan organizational meeting. Selanjutnya, tahapan yang akan dilalui adalah pelaksanaan first substantive meeting yang akan dilaksanakan pada 25-26 November 2015, dan untuk pihak ketiga pada 26 November 2015.
“Kami sudah mengirimkan return submission, Eropa juga sudah, nanti mengumpulkan dari pihak ketiga. Intinya kami akan terus melakukan pembelaan, dan bahwa yang dituduhkan itu tidak benar.”
http://industri.bisnis.com/read/20150910/12/470926/sengketa-antidumping-biodiesel-indonesia-pede-menang-lawan-uni-eropa+++++++++++Selasa, 08 Sep 2015 12:54 WIB

Tahun Depan, Solar Harus Dicampur 20% Minyak Sawit

MedanBisnis - Cikampek. Pemerintah terus menggenjot penggunaan minyak sawit sebagai campuran bahan bakar jenis solar. Tahun ini, semua solar yang dijual wajib memiliki campur 15% minyak sawit (CPO). Untuk tahun depan campurannya mencapai 20% atau istilahnya B20.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Bayu Krisnamurthi mengatakan, badan yang dipimpinnya ini akan terus memungut dana US$ 50 tiap ton sawit yang diekspor. Ini berlaku mulai 18 September 2015.

`B15 jadi B20 tahun depan. ini bukan kebijakan sesaat, tidak akan berubah ubah dan akan pakai terus, ini bukan karena sawitnya. Karena kami ingin pakai BBM yang berkesinambungan dan ramah lingkungan,` jelas Bayu saat kunjungan ke terminal BBM di Cikampek, Selasa (8/9).

Menurut Bayu, penggunaan biodiesel ini bisa mengurangi emisi 17-50%. Meski angka tersebut masih dalam debat ilmiah.

Selain mengurangi emisi, ini juga bisa mengurangi angka impor BBM yang dilakukan Indonesia.

`Kami sambut gembira info dari para pelaku. Sudah tes dan bisa pakai B15 dan B20, dan sejumlah pengguna lain seperti Ford atau Toyota sudah approve pakai ini. Dana sawit kita dapat kumpulkan buat bayar selisih harga,` ujar Bayu.(dtf)

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/09/08/185340/tahun-depan-solar-harus-dicampur-20persen-minyak-sawit/#.VfPo331na1s

++++++++++