13 Sep 2016
Hari ini Pkl. 07:02 WIB
MedanBisnis - Jakarta. Pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan DPR menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 sebesar 5,1%.
Sektor pertanian, manufaktur, dan perdagangan diharapkan menjadi tiga sektor yang diandalkan dalam membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyatakan 3 sektor tersebut membaik dan 65-70% pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan disumbang dari 3 sektor tersebut."Jadi kalau 2017 kita bicara pertumbuhan ekonomi bisa sedikit di atas 5 persen, rasanya sih cukup reasonable ya," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Senin (12/9).
"Kalau dilihat ekonomi Indonesia itu, dilihatnya per sektor, yang besar itu ada tiga, yaitu manufaktur, pertanian, dan perdagangan. Manufaktur 22-24%, pertanian sekitar 20%, dan perdagangan sekitar 22%. jJadi 3 sektor itu sudah antara 65 sampai 70% untuk (perekonomian) Indonesia," tambahnya.
Adapun kontribusi sektor pertanian didukung oleh naiknya beberapa harga komoditas perkebunan, seperti harga kelapa sawit dan karet dan membaiknya jumlah panen tanaman padi."Sekarang harga komoditas perkebunan sudah mulai naik harganya. Walaupun bukan suatu kenaikan yang signifikan ya, namun kalau dilihat sejak awal Januari hingga saat ini mungkin kita bisa bilang harga kelapa sawit sudah naik sekitar 20%," jelas Mirza.
Dia memaparkan harga karet juga sudah naik hingga 20%. Sehingga di tahun depan, harga komoditas pertanian akan membaik dan stabil dibandingkan tahun ini.
Sementara itu untuk manufaktur, Mirza mengatakan, sektor ini masih sangat dipengaruhi oleh stabilitas kurs rupiah terhadap dolar AS. Mengingat sektor industri manufaktur memiliki ketergantungan tinggi pada bahan baku impor."Kalau kemarin manufaktur sudah tumbuh di atas 4% dari PDB di kuartal pertama dan kedua, itu memang banyak dibantu oleh kurs yang sudah lebih stabil. Jadi harapan kita adalah stabilitas kurs ini akan terus terjaga di semester kedua 2016 dan di 2017. Nah itu akan membantu pertumbuhan sektor manufaktur," tambahnya.
Hal yang sama juga berlaku pada sektor perdagangan yang juga mengharapkan pada stabilitas kurs, mengingat juga adanya komponen impor dalam perdagangan. Namun dengan seiring membaiknya neraca perdagangan di kuartal dua 2016, hal ini berarti stabilitas kurs masih dapat terus dijaga."Jadi harapannya di 2017 nanti, perdagangan yang sudah mulai pulih di 2016 ini, akan terus berlanjut di 2017," pungkasnya. (dtf)
© Inacom. All Rights Reserved.