70% Benih perkebunan bermutu rendah
Menteri Pertanian Anton Apriyantono menyatakan benih yang digunakan untuk subsektor perkebunan saat ini sebanyak 70% benih asalan atau bermutu rendah akibatnya produktivitas tanaman sangat rendah.
Menurut dia, meminta semua pihak yang terkait dengan perbenihan harus segera menghentikan penggunaan benih terutama di kalangan petani kecil. `Ini cukup memprihatinkan, karena penggunaan benih asalan harus dihentikan. Semua pelaku yang terlibat dalam sistem perbenihan perkebunan harus bekerja keras mengatasi masalah ini,` kata Mentan, kemarin.
Dia mengakui meskipun balai-balai penelitian lingkup perkebunan sudah menghasilkan 122 varietas unggul tanaman tahunan dan 121 varietas unggul tanaman semusim namun sampai saat ini sangat sedikit dari varietas tersebut yang sampai ke petani akibat rendahnya produksi benih.
Sejak beberapa tahun lalu, tambahnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah membentuk Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) yang menangkarkan benih penjenis dari varietas unggul yang dihasilkan pemulia tanaman yang ada di Balai-Balai Penelitian dan Pusat-Pusat Penelitian Perkebunan.
`Benih sumber yang dihasilkan UPBS seharusnya ditangkarkan lebih lanjut oleh penangkar-penangkar benih di daerah yang dibina oleh dinas perkebunan di daerah dan diawasi Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih` katanya.
Mentan mengungkapkan industri perbenihan di Indonesia sudah ketinggalan 30 tahun dibandingkan dengan India ataupun Taiwan yang lebih maju dalam mengembangkan industri benih.
Sementara itu Koordinator Pusat Penelitian Kelapa Sawit PT PP Lonsum Indonesia Tbk Burhanuddin Saragih mengatakan aejumlah perusahaan penghasil kecambah sawit bersiap meningkatkan produksi guna mengantisipasi kecenderungan meningkatnya permintaan pasar setiap tahunnya, seperti PT PP London Sumatra (Lonsum) Indonesia Tbk.
Saragih mengungkapkan sebanyak 15 juta kecambah sawit produksi Lonsum habis terjual ke perusahaan swasta nasional maupun perusahaan perkebunan milik BUMN.
`Pesanan masih terus mengalir, sehingga produksi tahun depan sudah habis terjual,` katanya.
Sumber: Bisnis Indonesia