KPBN News

Permintaan India Licinkan Harga CPO

16 September 2014JAKARtA - Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) mulai mekar. Meningkatnya ekspor dari Malaysia menumbuhkan sinyal permintaan di pasar global mulai membaik.
Bloomberg mencatat, Kamis (11/9) pukul 16.00 WIB, harga CPO pengiriman November 2014 di Malaysia Derivatives Exchange naik 0,79% dari hari sebelumnya menjadi RM 2.049 atau setara US$ 641,72 per metrik ton (MT).
Tren kenaikan harga minyak nabati ini sudah berlangsung dalam dua pekan terakhir. Setidaknya, harga sudah melesat 6,2% pasca terjungkal ke level RM 1.929 pada akhir Agustus lalu. Ini merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir.
Intertek melaporkan, ekspor CPO Malaysia periode 1-10 September naik 41% dibanding Agustus menjadi 497.955 ton. Kenaikan permintaan terutama berasal dari India menjelang festival di sana. Impor India sepanjang Agustus 2014 melonjak 60% dibanding bulan sebelumnya. `Setiap peningkatan ekspor akan berdampak positif pada harga, karena pasar khawatir stok mungkin menyusut,` kata Donny Khor, Wakil Direktur Berjangka dan Komoditas di RHB Investment kepada Bloomberg, Kamis (11/9).
Namun, Ashok Sethia, Direktur Eksekutif Sethia Oils Ltd, berpandangan, importir akan menunggu harga stabil. `Sehingga dalam beberapa bulan ke depan, pembelian tidak akan setinggi bulan Agustus,` prediksinya.
Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menilai, dari sisi fundamental, pemangkasan pajak ekspor CPO Malaysia untuk periode September-Oktober 2014, dan pelemahan ringgit mungkin dapat memberikan harapan peningkatan kinerja ekspor.
Meski demikian, masih ada kekhawatiran lonjakan suplai. Dewan Palm Oil Malaysia merilis stok CPO per Agustus naik 22% menjadi 2,05 juta ton. `Ini bisa jadi sentimen negatif. Apalagi, permintaan dari China diprediksi lesu, karena perekonomian di sana melambat,` papar Zulfirman.
Masih ada tekanan
Dian Agustina, analis MNC Securities menilai, kenaikan harga CPO hanya technical rebound, setelah harga turun tajam. Menurutnya, ke depan, harga sulit untuk naik lebih tinggi. `Karena negara pengimpor CPO terbesar, China sedang mengalami perlambatan ekonomi,` proyeksi Dian.
Analisa Zulfirman, harga minyak sawit sedang konsolidasi. Namun, jangka pendek, harga masih bisa turun menuju level RM 1.975.
Secara teknikal, kenaikan indikator MACD, stochastic, dan RSI dapat memberikan tenaga bagi kenaikan harga, meski terbatas. Posisi harga yang berada di bawah movinge average (MA) 50, 100, dan 200 dan di dalam channel bearish, menjadi sinyal masih adanya tekanan turun.
Prediksi Zulfirman, hingga akhir pekan ini, harga akan bergulir antara RM 2.010-2.065 per MT. Prediksi Dian, hingga pekan depan harga CPO bergerak antara RM 1.980-RM 2.100 per MT.
Sumber:http://investasi.kontan.co.id/news/permintaan-india-licinkan-harga- cpo/?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter