29 Nov 2016
Selasa, 29 November 2016
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah bertekad menjadikan industri agro sebagai sektor unggulan dalam jangka panjang agar terus memberikan stimulasi bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya ini didukung dengan potensi kekayaan sumber daya alam di Indonesia.
“Langkah strategis yang dilakukan Kementerian Perindustrian adalah meningkatkan program kemitraan yang terintegrasi antara pelaku industri dengan petani,” kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto di Jakarta, Senin (28/11/2016).
Menurut Panggah, pola kemitraan yang mengaitkan antara perusahaan inti dengan petani plasma mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup tinggi.
Pasalnya, selain dapat mengatasi kendala pendanaan maupun kualitas produksi petani, pola kemitraan akan menjamin pemasaran maupun tingkat harga hasil produksi petani.
“Perusahaan inti juga memperoleh manfaat yang besar, antara lain dapat memasarkan produknya kepada plasma mitra mereka atau mereka mendapatkan jaminan pasokan bahan baku dari mitranya,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut Panggah, pihaknya telah mendorong pelaku industri agar melakukan kerja sama kemitraan dengan kelompok petani.
"Hal ini akan mendapatkan nilai tambah secara optimal karena rantai tata niaga lebih efisien,” ujarnya.
Panggah menyampaikan, beberapa subsektor di industri agro yang telah melakukan pola kemitraan terintegrasi yang cukup baik, antara lain industri susu, industri hilir kelapa sawit, industri gula, dan industri pengolahan kakao. '
'Kami yakin pola kemitraan ini akan bisa memacu pertumbuhan industri agro nasional,” ungkapnya.
Berdasarkan data BPS, industri agro tumbuh sebesar 6,64 persen sampai dengan triwulan III tahun 2016.
Dari sisi kontribusi terhadap PDB industri pengolahan non-migas, sektor agro menyumbangkan 46,95 persen pada periode triwulan III tahun 2016 atau naik dibandingkan tahun 2015 yang bernilai 45,42 persen.
“Peran industri agro disumbangkan oleh sub sektor industri makanan dan minuman sebesar 32,82 persen, industri pengolahan tembakau 5,17 persen, dan industri hasil hutan dan perkebunan 8,95 persen,” sebut Panggah.
Sementara itu, nilai ekspor industri agro sampai bulan Oktober 2016 mencapai 29,94 miliar dollar AS. Sedangkan, nilai investasi PMDN di industri agro sampai semester I tahun 2016 sebesar Rp. 10,68 triliun dan investasi PMA sebesar 2,41 miliar dollar AS.
Penulis | : Pramdia Arhando Julianto |
Editor | : M Fajar Marta |
© Inacom. All Rights Reserved.