KPBN News

Inacom Bidik 25% Pangsa Pasar Komoditas Perkebunan

Photo By:Ben D,KPBN
EME, Jumat, 24 Mei 2019 | 12:13 WIB



JAKARTA – Inacom atau PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) menargetkan peningkatan pangsa pasar komoditas perkebunan menjadi 25%, dari tahun 2018 yang sekitar 10%. KPBN merupakan anak usaha Holding Perkebunan Nusantara (PT Perkebunan Nusantara III Holding/PTPN Holding), yang dibentuk pada tahun 1968 sebagai agen penjualan dan pemasaran komoditas perkebunan, seperti minyak sawit, karet, gula, tetes tebu, teh, kopi, dan kakao.
Operasi Holding Perkebunan Nusantara ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua. “Untuk mencapai target kenaikan pangsa pasar itu, kami mempersiapkan sejumlah langkah. Salah satunya, merilis identitas dan logo, serta tagline baru perusahaan (corporate rebranding),” kata Direktur Utama KPBN Edward S Ginting usai acara Peluncuran Corporate Rebranding KPBN Menjadi Inacom di Jakarta, Kamis (23/5).
Ia mengatakan, langkah itu untuk menopang upaya peningkatan performa perusahaan sebagai penyedia jasa pemasaran produk perkebunan dan yang terkait, yang lebih produktif dan kompetitif. Dengan rebranding itu, kata Edward, KPBN diarahkan dapat lebih memperkuat posisinya di pasar ekspor.
“Melihat target pasar ekspor yang baru dan untuk mengejar dinamisnya pasar, salah satu upaya transformasi KPBN adalah dengan me-rebranding namanya agar lebih menjual, yakni Inacom yang artinya Indonesia Commodity. Inacom akan menjual 7 komoditas berupa CPO, PKO, PKM, karet, gula, teh, dan tetes. Nama PT tetap KPBN, kami hanya rebranding menjadi Inacom,” ucapnya.
Sebelum acara peluncuran, dilakukan penandatanganan naskah perjanjian kerja sama oleh Direktur Utama KPBN Edward S Ginting, Kepala Divisi Penugasan dan Pengembangan Bisnis LPEI Ridha Farid Lesmana, serta SEVP Komersial dan UMKM Bank BJB Beny Riswandi. Penandatanganan ini disaksikan para direksi KPBN, PTPN III Holding, dan Direktur Pelaksana LPEI Dikdik Yustandi.
“Kami baru saja melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI / Indonesia Eximbank) serta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB), untuk pemberian fasilitas kredit modal kerja dengan nilai total Rp 400 miliar. KPBN memperoleh fasilitas kredit modal kerja ekspor (KMKE) dan Trade Finance dari LPEI, serta fasilitas pembiayaan modal kerja dari Bank BJB,” ujar Edward.
Tingkatkan Ekspor
Edward mengatakan, fasilitas pembiayaan yang disalurkan LPEI dan Bank BJB tersebut berjangka waktu hingga 12 bulan ke depan. Modal kerja itu dialokasikan untuk pengembangan lini usaha trading komoditas dan pengembangan salah satu merek unggulan PTPN Group, yakni Walini.
Selain itu, untuk mendukung pertumbuhan usaha KPBN melalui perluasan pasar, baik domestic maupun ekspor. “Terutama ke pasar ekspor nontradisional seperti Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Afrika,” kata Edward.
Saat ini, tutur dia, lini bisnis KPBN terdiri atas penjualan komoditas melalui e-tender, auction, bid-offer, long term contract (LTC), trading komoditas, logistik, dan produk ritel.
Dia mengatakan, KPBN telah berkontribusi signifikan dengan melakukan kegiatan perdagangan komoditas perkebunan nasional, dengan sumbangan untuk minyak sawit sebesar 10%, 8% karet, dan teh hingga 60%.
Sumber: Investor Daily / investor.id