27 Jul 2006
Kepastian pengenaan tarif baru tersebut dilakukan setelah Pelindo I Belawan melakukan kesepakatan dengan sejumlah pemangku kepentingan seperti Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) dan asosiasi terkait lainnya.
Kesepakatan untuk menaikkan tarif pipa terpadu sebenarnya sudah tercapai pada Juli 2005, namun Pelindo I Belawan urung melaksanakannya karena diprotes oleh Asosiasi Tangki Timbun Belawan (ATTB).
General Manager Pelindo I Belawan Aen Sjahril mengatakan tarif baru pipa terpadu CPO di Belawan sudah tidak dapat dipertahankan dengan harga Rp1.750 per ton, karena biaya perbaikan sarana dan prasarana di Belawan naik signifikan.
"Tidak mungkin biaya pipa terpadu tetap dipertahankan sebesar Rp1.750 per ton, karena seluruh biaya produksi untuk mempertahankan operasional pipa terpadu meningkat tajam," ujarnya kepada Bisnis di Medan, kemarin.
Menurut dia, tarif pipa terpadu sebesar Rp1.750 per ton sudah dipertahankan selama 10 tahun. "Apa tidak wajar tarif tersebut ditinjau, karena eksportir CPO di daerah ini sudah menikmati keuntungan yang berlipat-lipat," tuturnya.
Dia mengajak para pemangku kepentingan agar berpikir jernih untuk tidak meributkan kenaikan tarif tersebut. "Kalau hanya satu asosiasi yang tidak setuju terhadap kenaikan tarif itu, apa ditunda lagi. Kapan Pelindo I Belawan melakukan perbaikan sarana dan prasarana di terminal pipa terpadu CPO itu," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Tangki Timbun Belawan (ATTB) Julius ketika dihubungi secara terpisah mengatakan tetap menolak kenaikan tarif pipa terpadu CPO di Belawan karena kesepakatan tarif itu baru berakhir Juli 2007.
"Kesepakatan yang sudah dibuat sebaiknya tetap dipegang teguh. Waktunya tinggal setahun lagi," tuturnya.
Dia menyesalkan langkah Pelindo I Belawan yang memaksakan kenaikan tarif mulai awal Agustus 2006, padahal Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) menguatkan putusan PTUN Medan agar Pelindo I menunda kenaikan tarif pipa terpadu CPO di Belawan.
"Dengan dasar apa Pelindo I Belawan menaikkan tarif mulai awal Agustus 2006," tuturnya.
© Inacom. All Rights Reserved.