10 Dec 2014
Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, kandungan rendemen rata-rata PG Krebet Baru II Malang mencapai 8,72 persen mengungguli pabrik gula swasta dan milik BUMN lainnya. Pada tahun ini PG Krebet Baru II telah tiga tahun berturu-turut mempertahankan prestasi rendemen tertinggi diantara 52 Pabrik Gula BUMN.
"Tahun ini lebih spesial karena bukan hanya meraih prestasi sebagai pabrik gula dengan kandungan rendemen tertinggi diantara BUMN tapi juga PG dengan rendemen tertinggi se-nasional. Artinya PG Krebet Baru II mengalahkan PG lain milik swasta," ujar Ismed dalam keterangan resminya, Selasa (9/12/2014).
Ismed mengatakan, pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi bisnis di PG Krebet Baru Malang, di antaranya adalah penerapan sistem pengadaan melalui e-procurement sehingga lebih efisien dan transparan.
Selain itu, Ismed menilai, melalui transformasi para pegawai diajak hijrah dari nilai-nilai lama yang kurang baik kepada nilai baru yang lebih baik. Nilai lama yang aktif dihilangkan di antaranya praktek mark up dan suap.
Ia menilai, hilangnya suap dan mark up di lapangan, berdampak pada manajemen dan cara pengelolaan tebu di kebun. Para petani tebu menjadi lebih nyaman bermitra dengan RNI, mereka merasa aman tanpa khawatir manipulasi dan pungli. Dengan begitu mereka dapat lebih total dan profesional merawat tebunya.
Ismed menyatakan, untuk mencapai rendemen sebesar 8,72 persen tidaklah mudah. Langkah-langkah yang PG Krebet Baru lakukan utamanya adalah selektif dalam memilih umur tebu, minimal 11 sampai 12 bulan masa tanam sesuai varietas.
Selain itu, dalam proses tebang awal tidak sembarang memilih tebu tebangan, perlu ada selektifitas dilihat dari usia dan varietasnya. Interval tebu dari kebun sampai dengan digiling tidak boleh lebih dari 36 jam.
Penulis : Kontributor Malang, Yatimul Ainun
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
+++++++++++++
Rabu, 10 Desember 2014 , 14:01:00
Tekan Monopoli Asing, RNI Tekuni Bisnis Ritel
JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) terus berupaya menjajaki bisnis ritel di Indonesia. Salah satunya yakni membuka Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart yang mulai hadir di sejumlah kota.
Direktur Utama PT RNI, Ismed Hasan Putro mengatakan hal itu merupakan upaya perseroan untuk menekan peredaran ritel-ritel asing yang mulai menjamur di Indonesia.
"Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart ini menjadi alat pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan menekan monopoli ritel asing," ujar Ismed di Kantornya, Jakarta, Rabu (10/12).
Diakui Ismed bukan perkara mudah untuk melancarkan bisnis ritelnya. Banyak hambatan-hambatan dalam menjalankan usaha ritel, terlebih berbagai brand luar telah masuk di Indonesia.
"Banyak masalah, banyak hambatan, fitnah ada semua. Tapi hambatan biasalah itu, apalagi bisnis. Itu resiko berbisnis, apalagi sesuatu yang baru," ungkapnya.
Meski belum mempunyai cukup pengalamam dalam menjalankan bisnis ritel, pihaknya menjadikan hambatan-hambatan itu sebagai cambuk semangat agar BUMN bisa mengusai pasar ritel di negeri sendiri.
"Komitmen konsistensi kita tetap berjalan, selagi ada peluang akan kita ambil," tandas dia. (chi/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2014/12/10/274707/Tekan-Monopoli-Asing,-RNI-Tekuni-Bisnis-Ritel-
++++++++++++++
Rabu, 10 Desember 2014 , 12:36:00
Pabrik Gula RNI Capai Rendemen Tertinggi se-Nasional
JAKARTA – Pabrik Gula (PG) Krebet Baru II Malang berhasil meraih perolehan rendemen tertinggi nasional tahun 2014. PG yang dikelola oleh anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini memperoleh kandungan rendemen rata-rata 8,72 persen. Perolehan tersebut mengungguli PG swasta dan PG milik BUMN lainnya.
"Tahun ini PG Krebet Baru II sudah tiga tahun berturut-turut mempertahankan prestasi rendemen tertinggi di antara 52 Pabrik Gula BUMN dan rendeman tertinggi se-nasional. Pencapaian terbaik nasional ini tidak lepas dari peran para petani tebu sebagai ujung tombak industri," ujar Direktur Utama PT RNI, Ismed Hasan Putro di Jakarta, Rabu (10/12).
Untuk mencapai rendemen sebesar 8,72 persen dikatakan Ismed bukan perkara mudah. Para petani harus selektif dalam memilih umur tebu, minimal 11 sampai 12 bulan masa tanam sesuai varietas. Selain itu, dalam proses tebang awal tidak bisa sembarang memilih tebu, perlu ada seleksi dilihat dari usia dan varietasnya.
Ismed mengatakan, pencapaian tersebut merupakan buah dari transformasi yang terus digenjot perseroan. Di samping itu, Ismed juga mengajak para karyawan untuk aktif memerangi praktek mark up dan suap. Diakuinya, hilangnya suap dan mark up di lapangan, berdampak pada manajemen dan cara pengelolaan tebu di kebun.
"Para petani tebu menjadi lebih nyaman bermitra dengan RNI, mereka merasa aman tanpa khawatir manipulasi dan pungli. Dengan begitu mereka dapat lebih total dan profesional merawat tebunya," katanya. (chi/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2014/12/10/274697/Pabrik-Gula-RNI-Capai-Rendemen-Tertinggi-se-Nasional-
+++++++++++++
© Inacom. All Rights Reserved.