30 Mar 2015
Senin, 30 Maret 2015, 11:35 AM
Market Analisis PT. KPBN - Pada perdagangan di bursa komoditas Sicom dan Tocom pagi ini (30/03) harga karet terpantau sedang mengalami pelemahan, melanjutkan sesi perdagangan akhir pekan kemarin yang ditutup melemah.
Harga karet mengakhiri pergerakannya pada akhir pekan lalu di teritori negatif sebab sejak awal perdagangan harga karet tampak terus mengalami penurunan. Lonjakan harga minyak yang sebelumnya terjadi sempat membawa harga karet ikutan melesat kencang, namun demikian kenaikan nilai tukar yen menjadi faktor utama yang melemahkan harga karet. Secara fundamental kondisi pasar karet memang masih menyimpan potensi bearish terkait pasokan global yang diperkirakan akan mengalami peningkatan karena produksi para produsen mengalami peningkatan di tahun 2015 sehingga surplus diperkirakan akan meningkat di tahun ini. Sementara itu permintaan belum menunjukkan sinyal kenaikan karena lesunya ekonomi konsumen terbesar di China.
Beberapa data yang rilis di sesi overnight bursa Tocom pada akhir pekan lalu juga semakin mempertegas pelemahan harga karet yang akan terjadi di awal pekan. Beberapa data yang muncul diantaranya Data laju pertumbuhan ekonomi AS melambat pada kuartal keempat sesuai estimasi sebelumnya, dengan sektor bisnis memangkas suplai dan investasi peralatan namun tingkat belanja konsumen yang tinggi membatasi perlambatan laju aktivitas perekonomian. Gross domestic product (GDP) berekspansi dengan laju tahunan sebesar 2.2%, sesuai estimasi bulan lalu, menurut Departemen Perdagangan pada hari Jumat (27/03). Melambatnya pertumbuhan ekonomi di AS pada kuartal ke-4 lalu disebabkan oleh merosotnya laba perusahaan akibat dari nilai tukar dolar yang menguat, salah satu dampak negatif dari menguatnya dolar adalah terpukulnya aktivitas eskpor. Sebelumnya perekonomian AS bertumbuh dengan laju sebesar 5% pada kuartal ketiga. Melambatnya pertumbuhan ekonomi bersama dengan laju inflasi dapat memicu Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunga hingga akhir tahun ini, dimana Laju ekspansi yang moderat nampaknya masih berlanjut hingga kuartal pertama 2015.
Data pendukung lainnya yaitu data dari sentiment ekonomi amerika yang dirilis Michigan University menunujukkan adanya pelemahan dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level 95.4, sedangkan di bulan maret ini hanya mencatatkan di angka 93.
Pelemahan yang terjadi pada harga minyak makin membuat kesempatan bagi harga karet menguat di awal pekan menjadi cukup tipis. Pada akhir pekan lalu harga minyak mentah melemah, mencatat penurunan pertama dalam enam hari terakhir. Harga minyak menguat tajam dalam dua hari sebelumnya akibat adanya gejolak di Yaman yang berisiko terhadap jalur transportasi minyak di kawasan tersebut. Meski melemah, minyak tetap mencatat penguatan dalam dua pekan beruntun. Sementara itu perusahaan Baker Hughes melaporkan jumlah rig yang beroperasi di AS kembali turun sebanyak 12 pada pekan ini, menjadi 813. Penurunan jauh lebih rendah dari dua pekan sebelumnya yang mencatat penurunan sebanyak 41 dan 56 unit, memberikan sinyal mulai stabilnya aktivitas pengeboran minyak. Penurunan jumlah rig yang beroperasi telah terjadi dalam 16 pekan beruntun, yang menjadi rekor terpanjang, dan jumlah rig yang beroperasi saat ini berada pada level terendah sehak tahun 2011. Setiap akhir pekan, Baker Hughes melaporkan kondisi aktivitas pengeboran di AS dan laporan ini menjadi perhatian investor sebagai salah satu petunjuk tingkat pasokan minyak yang telah menjadi dalang anjloknya harga minyak. Semenjak krisis harga minyak, jumlah rig yang aktif telah turun 49% sejak bulan Oktober tahun lalu. Anehnya produksi terlihat tidak terpengaruh dan langkah efisiensi di pengeboran dan produksi AS dapat membuat laporan rig dari Baker Hughes menjadi menyesatkan.
Pada pagi ini kondisi harga karet makin diperburuk akibat munculnya sentiment negatif dari data Jepang. Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang hari ini (30/03) melaporkan bahwa produksi industri anjlok 3,4% (mom) di bulan Februari. Penurunan tersebut lebih buruk dari perkiraan penurunan 1,8% oleh para ekonom yang disurvei Reuters, dan hasil yang diraih bulan sebelumnya yang meningkat sebanyak 3.7% Penurunan tersebut juga merupakan yang terbesar sejak bulan Juni 2014. Kementrian tersebut juga memproyeksikan di bulan Maret produksi perusahaan-perusahaan manufaktur akan turun 2,0%, lebih baik dari proyeksi penurunan 3,2% sebelumnya. Sementara untuk bulan April diproyeksikan naik 3,6%.
Dengan demikian untuk sesi hari ini diperkirakan harga karet di bursa Tocom dan Sicom akan tetap terjebak posisinya di zona merah memanfaatkan pelemahan yang terjadi di harga minyak dan kurang baiknya beberapa data yang dirilis Jepang dan AS pada hari ini dan akhir pekan lalu. Walaupun posisi stok SHFE berkurang sebanyak 1.6%, namun ternyata masih belum cukup membuat harga karet kembali menguat. Sehingga, Analis PT.KPBN memperkirakan bahwa pergerakan harga karet pada perdagangan hari ini tetap berpotensi melemah dengan kecenderungan terbatas di bursa Sicom hingga menjelang peralihan sesi Overnight bursa Tocom. Untuk perdagangan hari ini harga karet Tocom kontrak bulan April 2015 diperkirakan akan menemui resistance di posisi 213.00 yen. Resistance selanjutnya ada di 217.00 yen. Sementara itu harga akan menemui support di posisi 207.00 yen dan selanjutnya di 202.00 yen. Sedangkan untuk harga karet di bursa Sicom untuk jenis RSS_3 hari ini kemungkinan akan bergerak ranging antara 167.00-173.00 USCts/kg, lalu untuk jenis TSR_20 berada di range harga 139.00-143.00 USCts/kg.
Senior Market Analis : Andrial S. / AIP / PT.KPBN
Editor : Neo / AIP / PT.KPBN
© Inacom. All Rights Reserved.