17 Jul 2006
Langkah ini ditempuh karena infrastruktur pendukung bagi industri oleokimia di Indonesia masih sangat terbatas dan tidak mampu mengikuti pertumbuhan sektor ini, sehingga produknya sulit bersaing di pasar internasional.
Ketua Asosiasi Produsen Oleochemicals Indonesia (Apolin) Kris Hadisoebroto mengungkapkan setidaknya ada dua grup perusahaan besar yang bergerak dalam industri pengolahan kelapa sawit yang kini mendirikan perusahaan oleokimia di China.
Jika permasalahan yang dihadapi industri ini tidak bisa diatasi pemerintah Indonesia, maka dikhawatirkan investor lainnya akan ikut mengalihkan penambahan investasi produksi di China. Bahkan besar kemungkinan perusahaan sejenis di Indonesia juga akan direlokasi.
"Dengan cara seperti itu, perusahaan di Indonesia hanya memproduksi crude palm oil (CPO) di Indonesia dan mengirimnya ke China untuk diproses menjadi produk oleokimia," kata Kris Hadisoebroto, pekan lalu.
Tiga permasalahan utama yang dikeluhkan investor, sehingga mendorong mereka untuk mengalihkan investasi ke China, yakni keterbatasan energi gas dan listrik, kondisi pelayanan di pelabuhan yang sangat memprihatinkan dan biaya tinggi dalam distribusi.
Dia mengakui dari sisi bahan baku, Indonesia sebenarnya merupakan pilihan investasi yang ideal.
Namun akibat tiga faktor tadi, iklim investasi di Indonesia menjadi tidak menarik lagi.
© Inacom. All Rights Reserved.