07 Jun 2006
Dengan program ini, maka produksi mencapai 1.000 ton per 1.000 ha, sehingga total produksi pada 2010 sudah mencapai 900.000 ton, sementara luas lahan kakao di Indonesia 950.000 hektare (ha).
Halim Abdul Razak Ketua Umum Askindo mengatakan program CSP itu, yang merupakan upaya mensinergikan kegiatan pengembangan perkakaoan di Indonesia, akan melibatkan pemerintah dan perusahaan swasta nasional, serta lembaga perkakaoan dan pembiayaan asing.
Selama ini, lanjutnya, terjadi tumpang tindih pengembangan perkakaoan nasional, seperti yang dilakukan oleh Askindo, dinas perkebunan (Disbun), serta lembaga-lembaga swadaya asing (World Cocoa Foundation, Usaid, dan Acdivoca).
"Koordinasi pengembangan kakao nasional belum padu dan adanya duplikasi kegiatan sehingga tidak efektif. Askindo berupaya memadukan kegiatan yang ada melalui Cocoa Sustainability Partnership, yang memadukan pemberdayaan petani, alih teknologi, dan kegiatan riset dan pengembangan," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Dia menjelaskan program CSP itu merupakan kerja sama antara Askindo, IFC Pensa (Program for Eastern Indonesia SME Assistance), dan PT Effem Indonesia, dengan anggaran dana awal sekitar Rp1 miliar.
Pada tahap awal kegiatan itu, kata Halim, program CSP itu menerjunkan sebanyak 24 orang melakukan penyuluhan dan pendampingan petani kakao di kedua kecamatan produsen kakao, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, pada awal Mei.
Mereka mendapatkan pelatihan selama delapan hari sebelum terjun ke lapangan, dengan instruktur dari lembaga penelitian kopi dan kakao Jember, Disbun, dan Universitas Hasanuddin (Unhas). Dalam hal ini, Askindo merekrut sebanyak 16 orang, sedangkan PT Effem Indonesia 20 orang.
Selanjutnya, imbuhnya, Askindo akan menerjunkan para penyuluh lapangan di seluruh Indonesia. Berdasarkan pemetaan Askindo, katanya, membutuhkan sekitar 900 tenaga di seluruh Indonesia, sekitar 250 orang untuk kebutuhan Sulsel dan Sulbar.
"Dengan program penyuluhan dan pendampingan di lapangan ini, kami menargetkan peningkatan produksi mencapai 1.000 ton untuk setiap 1.000 hektare sampai dengan dua tahun mendatang. Target ini konservatif saja. Tetapi sesuai dengan target pengurus periode 2006-2010, produksi kakao diharapkan meningkat 2 kali lipat menjadi 900.000 ton," ungkap Halim.
© Inacom. All Rights Reserved.