12 Jun 2006
Akibat kekurangan TBS tersebut, pabrik berkapasitas 60 ton per jam tersebut tidak mampu beroperasi secara optimal karena saat ini pabrik BPP baru mampu memproduksi crude palm oil (CPO) dengan kapasitas 45-50 ton per jam.
Direktur Bakrie Pasaman Plantation (BPP), Bambang Aria Wisena, mengatakan untuk memenuhi kekurangan TBS agar kapasitas 45-50 ton per jam terpenuhi, pihaknya membeli TBS dari perkebunan rakyat.
"Namun hasilnya tidak signifikan, sebab selain BPP masih banyak PKS di daerah ini mengalami masalah yang sama. BPP sendiri hanya mampu memperoleh pasokan TBS dari perkebunan rakyat 160 ton per hari," katanya kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Didampingi Operation Vice President BPP, Kardi Maryoto, Bambang Aria Wisena menjelaskan pihaknya sulit mendapatkan TBS dari perkebunan rakyat dalam jumlah besar karena produksi TBS dari perkebunan rakyat sangat terbatas.
Parahnya lagi, selain untuk memasok PKS yang memiliki kebun, mayoritas TBS dari perkebunan rakyat itu telah terserap untuk memasok kebutuhan TBS pada PKS tanpa kebun.
"Jumlah PKS tanpa kebun juga banyak sehingga PKS berkebun hanya mendapatkan sedikit. Itu pun harus rebutan dengan PKS tanpa kebun, bahkan cenderung terjadi persaingan harga yang tidak sehat."
BPP saat ini baru memproduksi TBS 800 ton per hari dari perkebunan inti seluas 7.988 ha, sementara pabrik BPP membutuhkan bahan baku 1.100 ton per hari.
© Inacom. All Rights Reserved.