Kembali Melemahnya Harga Karet Akibat Harga Minyak Mentah Global Yang Sangat Volatile
Market Analisis PT.KPBN - Pada perdagangan di bursa komoditas Sicom dan Tocom pagi ini (08/04) harga karet sedang terpantau mengalami pelemahan, berbeda dari sesi perdagangan kemarin yang ditutup menguat cukup baik.
Kemarin (07/04) harga karet berjangka terpantau mengalami peningkatan seiring dengan melejitnya harga minyak mentah. Sebelumnya pada senin malam (06/04) harga minyak juga mengalami lonjakan setelah para investor menilai bahwa harapan penghapusan sanksi terhadap Iran baru bisa efektif setidaknya satu tahun mendatang. Penguatan harga yang terjadi kemarin juga ikut dipengaruhi pergerakan nilai tukar yen yang kembali melemah, sehingga pada penutupan bursa Tocom kemarin harga karet ditutup mantap di zona positif.
Memasuksi awal sesi overnight bursa Tocom yang bersamaan dengan dimulainya sesi perdagangan di Eropa justru muncul sentiment negatif di pergerakan harga minyak mentah. Pada saat itu harga minyak sempat koreksi cukup dalam akibat lembaga Goldman Sachs melaporkan bahwa untuk mengurangi pertumbuhan produksi minyak di Amerika tidak cukup hanya mengurangi produksi rigs saja, namun diperlukan harga minyak yang tetap rendah untuk beberapa bulan, bahkan lembaga ini memperkirakan harga minyak hanya berkisar di $40 per barel untuk 3 bulan kedepan. Setelah laporan ini harga minyak mentah langsung terjun dan semakin turun ketika ada kabar yang menyebutkan pejabat Iran mengunjungi pemerintah China di Beijing untuk mendorong penambahan jumlah pembelian minyak lebih setelah Iran menyetujui kesepakatan nuklir dengan negara barat. Berita ini semakin memberikan ekspektasi akan bertambahnya pasokan minyak global sehingga hargapun semakin tergerus.
Namun disaat yang bersamaan juga muncul sentiment positif yang berasal dari survei terhadap manajer pembelian, dimana ekonomi zona Euro tumbuh sedikit di bawah dari pembacaan awal di bulan Maret lalu, namun masih pada laju tercepat dalam 11 bulan terakhir. Hasil survei tersebut menambahkan tanda-tanda lainnya bahwa ekonomi zona Euro mulai bangkit dari periode panjang yang hampir stagan. Hal ini dibantu oleh harga minyak yang rendah, pelemahan euro, dan menguatnya keyakinan setelah ECB luncurkan program stimulus baru. Data dari perusahaan Markit yang melakukan survei terhadap lebih dari 5,000 pengusaha di seluruh zona Euro, pada hari Selasa (07/04) menunjukkan indeks manajer pembelian (PMI), yang mengukur aktivitas dalam sektor manufaktur dan jasa (Composite), naik ke level 54 di bulan Maret dari 53.3 di bulan Februari. Markit sebelumnya estimasikan PMI akan naik ke level 54.1. sehingga berdasarkan data ini kondisi ekonomi di Eropa masih tergambar cukup baik pasca stimulus ECB yang mulai berjalan di bulan Maret lalu.
Kemudian ketika memasuki sesi perdagangan AS semalam, ternyata harga minyak mentah justru mengalami rally setelah terkoreksi di sesi Eropa dan berhasil meraih level tertinggi harga di tahun 2015 ini menyambut proyeksi lembaga pemerintah yang menilai pertumbuhan produksi minyak mentah domestik akan menurun dan adanya peningkatan dari sisi permintaan minyak global. Pada hari Selasa (07/04), Energy Information Administration (EIA) menyatakan produksi minyak mentah AS yang menyentuh level tinggi 42-tahun di bulan Maret akan meraih level tertinggi di bulan April dan Mei sebelum jatuh di bulan Juni sampai September mendatang. Perkiraan ini mendukung pandangan melimpahnya persediaan minyak di AS yang akan mereda di tahun ini, sehingga dapat membuka peluang harga yang relatif stabil. Di tempat terpisah, Menteri Perminyakan Arab Saudi juga menegaskan negara kerajaan itu siap membantu menstabilkan pasar minyak dengan partisipasi negara produsen minyak lain, menambah faktor penguatan minyak mentah. Namun demikian menjelang penutupan, harga minyak terkerek turun merespon laporan mingguan asosiasi industri minyak dan gas alam AS, American Petroleum Institute (API). Selama pekan lalu, persediaan minyak mentah AS ternyata naik pesat sebesar 12,2 juta barel, jauh lebih tinggi dari ekspektasi kenaikan 3,4 juta barel. Hal inilah yang membuat pergerakan harga karet esok hari rentan kembali ke zona merah kembali.
Untuk perdagangan karet baik di bursa Tocom dan Sicom di pagi ini tampaknya masih akan terjebak di zona merah memanfaatkan koreksi yang terjadi di harga minyak dini hari tadi. Padahal tadi pagi sempat ada sentiment positif yang berasal dari Jepang dimana data yang dirilis oleh Kementerian Keuangan menunjukkan kenaikan surplus current account sebesar ¥1,44 triliun lebih besar dari perkiraan ¥1,15 triliun oleh para ekonom yang disurvei Reuters. Kemudian para pelaku pasar juga masih menanti hasil rapat BOJ pada hari ini, dimana para analis memperkirakan bank sentral Jepang tersebut belum akan memberikan stimulus lebih lanjut meski data-data ekonomi Jepang sebelumnya di bawah eskpektasi. Dan seperti biasanya ketika para pelaku pasar menunggu hasil dari rapat BOJ, kondisi dari pergerakan nilai tukar yen akan kembali menguat dikarenakan tidak adanya tambahan paket kebijakan stimulus.
Dengan demikian, Analis PT.KPBN memperkirakan bahwa pergerakan harga karet pada perdagangan hari ini akan tetap terjebak di zona merah memanfaatkan koreksi yang terjadi di harga minyak dini hari tadi. Walaupun demikian tidak tertutup pula kemungkinan bahwa harga masih akan bisa kembali menguat tipis cenderung flat akibat respon para pelaku pasar dati hasil rapat BOJ siang hari ini. Untuk perdagangan hari ini harga karet Tocom kontrak bulan Mei 2015 diperkirakan akan menemui resistance di posisi 207.00 yen. Resistance selanjutnya ada di 211.00 yen. Sementara itu harga akan menemui support di posisi 201.00 yen dan selanjutnya di 197.00 yen. Sedangkan untuk harga karet di bursa Sicom untuk jenis RSS_3 hari ini kemungkinan akan bergerak ranging antara 165.00-169.00 USCts/kg, lalu untuk jenis TSR_20 berada di range harga 137.00-141.00 USCts/kg.
Senior Market Analis : Andrial S./AIP/PT.KPBN
Editor : Neo/AIP/PT.KPBN