Berita Terbaru

13 Jun 2006

Pohon Enau Hasilkan Energi Terbarukan

Pohon Enau Hasilkan Energi Terbarukan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara diharapkan menjadi lokomotif dalam upaya menggiatkan penanaman pohon enau secara besar-besaran. Penanaman pohon enau selain berdampak positif terhadap pengembangan ekonomi rakyat, sekaligus juga bisa memecahkan masalah pengangguran dan kemiskinan, serta dapat menghasilkan energi (bahan bakar) terbarukan. Selain itu, pohon enau dibutuhkan untuk perbaikan lingkungan yang rusak.

Deklarator Permesta HN Sumual (83) mengemukakan pendapatnya itu ketika menyampaikan beberapa pemikiran pada diskusi tentang upaya penanggulangan tiga isu sentral yang kini melanda Indonesia, yaitu melebarnya pengangguran, krisis energi, dan rusaknya sistem lingkungan (ekosistem), Senin (12/6) di Manado.

 

"Di samping terus mencari solusi pemecahan tiga problem besar itu (pengangguran, krisis energi, dan krisis lingkungan hidup) melalui teknologi, Sulawesi Utara, bahkan Indonesia, dapat mulai mengembangkan penanaman enau secara besar-besaran," katanya.

 

Tanaman enau, lanjut Sumual, ternyata bisa menghasilkan cairan dengan kandungan alkohol tinggi yang jika disuling lebih intensif bisa diitingkatkan menjadi bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi yang cadangannya semakin terbatas. Minimal cairan putih yang dihasilkan pohon enau dapat diproses menjadi etanol berkadar alkohol lebih dari 90 persen.

 

Selain itu, karena tanaman enau memiliki daya serap air yang tinggi, kegiatan itu dapat sekaligus memulihkan fungsi-fungsi tanah yang telah terdegradasi akibat erosi menyusul penebangan hutan secara membabi buta. "Jadi, penanaman enau memiliki arti sangat positif, sebab dapat menghasilkan bahan bakar terbarukan dan juga menghasilkan banyak hasil ikutan lain yang bernilai ekonomi dan sosial," tutur Sumual.

 

Di Minahasa, tanaman enau (disebut pohon seho) pada usia delapan tahun menghasilkan minuman saguer (sejenis tuak). Dari cairan putih saguer (warna susu agak bening), para petani memprosesnya (disuling) menjadi minuman berkadar alkohol di atas 30 persen (cairan putih bening seperti air putih) dengan merek cap tikus yang kini dijual Rp 3.000 – Rp 4.000 per botol.

 

Keunggulan etanol dari pohon enau, sejak awal sudah berbentuk cairan, berbeda dengan etanol dari jagung atau ubi-ubian yang masih harus diubah menjadi cairan. Keunggulan lainnya, penanaman pohon enau tidak harus melalui proses budidaya, cukup dengan biji-bijian, yaitu melempar atau meletakkan benih di hutan. Pohon enau akan tumbuh sendiri tanpa melalui pemupukan atau pemeliharaan tanaman.

 

Sumber:Kompas

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.