20 Jun 2006
Sementara itu, volume impor gula Indonesia akan naik jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu, meskipun terjadi kenaikan harga gula jenis itu di pasar internasional.
Analis Barclays Capital Plc. London Sudakshina Unnikrishnan menyatakan harga gula di AS diperkirakan menyentuh level US$0,19 per pon pada kuartal terakhir tahun ini.
Harga rata-rata komoditas itu sejak awal tahun telah mencapai US$0,169 per pon atau lebih tinggi 69% jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu.
Harga gula rafinasi untuk pengiriman Juli pada transaksi penutupan akhir pekan lalu di New York Board of Trade naik 0,1% menjadi US$0,153 per pon. Harga gula sempat mencapai rekor US$0,66 per pon pada 1974.
Kenaikan harga minyak diketahui telah meningkatkan permintaan etanol yang berbasis gula. Etanol dapat dicampurkan dengan bensin untuk memotong harga bahan bakar kendaraan.
Departemen Pertanian AS memperkirakan permintaan gula global akan naik 1,3% menjadi 145,7 juta ton.
"Faktor etanol telah memberikan dorongan kuat bagi kenaikan harga gula," kata Unnikrishnan.
Menurut Bloomberg, selama tahun lalu harga gula naik 75%, seiring aksi transaksi kalangan investor pada produk pertanian, logam, dan minyak. Aksi itu dipicu peningkatan permintaan komoditas dari China.
Peningkatan harga itu juga dipicu perkiraan pengurangan pasokan gula dari Brasil, negara produsen terbesar di dunia, yang akan meningkatkan produksi etanolnya.
Sementara itu, di Brasil terkait dengan produksi gula Ketua Ekonom International Sugar Organization Sergei Gudoshnikov mengatakan negara ini akan mengalokasikan 50% dari hasil panen tebunya untuk pembuatan etanol, naik daripada posisi 2003 yang hanya 48%.
Impor gula
Menyinggung impor gula ke Indonesia Tenaga Ahli Forum Komunikasi Gula Thomas Dharmawan mengatakan kenaikan volume impor itu adalah untuk kebutuhan kebutuhan industri nasional yang akan mencapai 1,26 juta ton.
"Selama tiga tahun terakhir volume impor gula rafinasi nasional meningkat untuk menutupi kebutuhan industri nasional. Pada 2003 impor gula rafinasi nasional masih 350.000 ton, 2004 naik menjadi 380.000 ton dan pada tahun lalu mencapai 722.000 ton," katanya kepada Bisnis.
Dia menyatakan kebutuhan gula nasional belum dapat dipenuhi oleh volume produksi.
Total volume produksi gula mencapai 2,2 juta ton per tahun atau lebih kecil daripada kebutuhan yang mencapai 3,8 juta ton.
Kepala Perdagangan Gula Sucden U.K. Ltd London David Sadler memprediksi peningkatan hasil panen 10% di Brasil dan peningkatan produksi di Thailand dan India dapat membuat harga gula turun sekitar 9,5% selama tiga bulan mendatang.
Brasil telah meningkatkan perkiraan hasil panennya tahun ini menjadi 446 juta ton. Perkiraan itu meningkat daripada posisi bulan lalu yang hanya 445,1 juta ton. Sedangkan hasil panen tebu Brasil pada tahun lalu mencapai 422,9 juta ton.
Meskipun demikian, pasokan gula dari Australia, negara eksportir gula terbesar ketiga di dunia, diprediski berkurang 20%, setelah merebaknya penyakit smut yang membuat pertumbuhan tebu menjadi terhambat. Penyakit smut ini mulai ditemukan di Australia pada pekan lalu. Produksi gula di Australia hingga akhir Juni 2007 diperkirakan naik 2% menjadi 5.2 juta ton.
Pemerintah AS memperkirakan persediaan gula global pada Oktober, sebelum musim panen tahun depan akan turun menjadi 30,92 juta ton dari posisi 30,97 juta ton pada tahun ini.
© Inacom. All Rights Reserved.